Minggu, 09 September 2012

NASIONALISME ASIA TENGGARA

NASIONALISME ASIA TENGGARA

A.    Beberapa Hal Mengenai Nasinalisme
1.  Pengertian Nasionalisme
Secara etimologis nasionelisme berasal dari kata : Natie (dilahirkan 9 keturunan), Nation/bangsa National/ ciri khas yang membedakan dengn bangsa lain, Nasinalitas / rasa kebangsaaan Nationalist/orarng cinta persatuan/bangsa.
Secara etimologis nasionalisme biasa didefinisikan menjadi dua pengertian. Pertama, Nasionalisme (lama) adalah faham kebangsaan yang berdasarkan kepada kejayaan masa lampau. Kedua, nasionalisme (modern) adalah faham kebangsaan yang menolak penjajahan untuk membentuk Negara yang bersatu berdaulat dan demokrasi.
Pengertian pertama beralku bagi Negara-negara Eropa dan Negara-negara merdeka. Merak merasa sebagai bangsa yang superior yang melahirkan kesombongan dan pada gilirannya menimbulkan imprealisme.
Sedangkan pengertian kedua berlaku bagi Negara-negara yang pernah mengalami msa penjajahan. Dengan perkataan lain, nasionalisme lahir atau merupakam reaksi terhadap imprealisme. Pengertian nasionalisme yang kedua ini merupakan faham modern sebagai hasil dari revolusi Perancis.
Kita boleh membuat rumusan nasionalisme dari berbagai sudut pandang, seperti segi politik, sejarah, sosiologi dan sebagainnya. Namun perlu difahami bahwa nasionalisme adalah hasil proses sejarah manusia yang didsamnya terdapat peranan ideology yang sangat besar.

2.     Faktor-faktor Pembentuk Nasionalisme
Factor-faktor yang membentuk nasionalisme adalah factor objektif dan factor subjektif.
Yang termasuk factor objektif adalah bahasa, warnakulit, kebudayaan, adat, agama, wilayah, kewarganegaraan dan ras.
Sedanngkan factor subjektif dari nasionalisme adalah cit-cita, semngat dan keinginan dalam artian timbulnya rasa kesadaran nasional pada bangsa itu sesuai dengan tujuan utamanya adalah terwujudnya Negara nasional.
3.     Bebarapa Pandangan Tentang Bangsa
a)      Ernst Renan, secara psikologis bangsa adalah satu juwa, satu asas rohani, rasa solidaritas besar, satu rasa dan satu hasil sejarah. Jiwa bangsa itu dibentuk oleh Factor-faktor sebagai berikut:
·         Kejayaan dimasa lampau
·         Rasa senasib sepenaggungan, dan
·         Keinginan untuk hidup bersama dimasa sekarang dan masa yang akan datang
b)      Otto Bauer, pandangannya secara material. Bangsa merupakan suatu pergaulan yang hidup karena penderitaan yang sama di masa lampau.
4.     Beberapa Anggapan Tentang Nationalisme
a.       Ada yang mempersamakan dengan nasionalisme di Eropa yakni sama-sama menginginkan kebebasan nasionalisme Eropa muncul karena berlebihan, rasa bangga, dan kesombongan. Sedangkan Asia tenggara nasionalisme muncul karena penderitaan sebagai akibat penjajahan Barat. Nasionalisme sebagai faham modern lahir  pada abad ke XVIII yang bersumber pada revolusi Prancis deangan semboyan liberte (kebebasan), egalite (persaman) dan frantenite (persaudaraan). Dari semboyan diatas munculah faham modern, liberalisme, demokrasi,dan nasionalisme. Dengan demikian persamaannya terletak pada prinsip-prinsip kebebasan/kemerdekaan. Akan tetapi berbeda dalam corak dan proses sejarahnya.
b.      Ada yang mengatakan bahwa nasionlisme itu faham yang sudah usang.
5.  Aspek-aspek Nasionalisme
a.       aspek politik anti penjajahan memperjuangkan kemerdekaan, dan membangun kejayaan baru.
b.      Aspek ekonomi; menentang eksploitasi ekonomi asing dan menegakkan ekonomi nasional uantuk mencapi kesejahtaraan.
c.       Aspek cultural ; menentang pengaruh kebudayaan asing yang negative dan menegakkan kepribadian nasional.
Aspek-aspek diatas timbul sebagai akibat penjajahan dengan sasaran adalah sebagai berikut:
*      Dominasi politik : tanah jajahan tidak boleh berpolitik
*      Eksploitasi ekonomi : kuraslah hasil kekayan nanah jajahan.
*      Penetrasi kebudayaan : timbulah atau terpengaruhlah kebudayaan tanah jajahan atu “pacific penetration”.
6.  Proses Nasionalisme
Nasionailme Merupakan Proses dari hal-hal berikut:
a. kesadaran politik dalam hubungannya dengan Negara nasioanal yang merdekadan bersatu
b. bersumber atau berakar kehidupan di masa lampau
c. isi dan coraknya berlainan yaknni dipengaruhi oleh situasi dn kondisi setempat
d. merupakan gejala sosio-politik dan pertumbuhan Negara nasional
e. merupakan “social force” yang dapat menggoyahkankolonialisme.
f. Rakyat terjajah merasa tidak puas terhadap perlakuan yang tidak adil dn penjajah, antara lain: Karena penjajah (barat) memberlakukan “color bar”/ garis wrna atau perbedaan warna kulit pada tanah jajahan. Bahwa kulit berwrna lebih rendah segalanya dari kulit putih.
Pengawasan politik yang ketat artinya para pemimpin pribumi tidak boleh berperan dengan alasan bahwa mereka tidak bias memerintah dan kalau pun dilibatkan dalam pemerintahan akan bertindak sewenang-wenang. Pendudukkulit sangt senag diperintah.
Pengawasan ekonomi yang ketat artinya tanah jajahan dikuras habis, sementara penduduk pribumi tidak mampu berekploitasi, hidupnya cenderung konsumtif, dan mereka tidak mempunyai skill. Pelayanan soosial yang buruk karena penduduk pribumi bodoh, kotor, dan suka menipu.

B.     Nasionalisme di Asia Tenggara
Nasionalisme di Asia tenggara merupakan faham yang mencerminkan kebangunan bangsa-bangsa Asia tenggara sebagai reaksi terhadap imperialisme barat. Sebagaimana telah diuraikan di atas, bahwa gerakan nasionalisme di Asia Tenggara sangat dipengaruhi oleh kondisi tiap Negara karena akar budaya dan proses yang berbeda, sehingga gerakan tersebut mempunyai keunikan masing-masing.
Agar memperoleh gambatran yang jelas, dibawah ini akan diuraikan mengenai gerakan nasionalisme dibeberapa Negara Asia tenggara, antara lai Filipina, Vietnam dan Myanmar. Pembahasan yang pertama, gerakan nmasionalisme di Filipina, didasarkan kepada suatu kenyataan bahwa tummbuh dan berkembangnya nasionalisme di Negara tersebut lebih dahulu terjadi dibanting dengan di Asia Tenggara lainnya.
1. Nasionalisme di Filipina
Tahun 1571 manila jatuh ke tangan Spanyol dan mulailah penjajahan Spanyol di Filipina sampai tahun 1898. Tujuan penjajhan Spanyol adalah :
v Menyebarkan abam Kristen katolik
v Menjalin hubungan dengan Jepang
v Merebur perdagangan rempah-rempah

Faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan nasionalisme di Filipina adalah:
ü  Faktor intern:
a.       munculnya kaum terpelajar yang berpendidikan barat sehingga mereka mmiliki kesadaran nasional dan berusaha mengembangkannya.
b.      Karena perlakuan yang lebih tidak adil terhadap kehidupan bangsa Filipina baik dalam bidang politik, ekonomi, social.
·         Bidang politik : orang Filipina tidak boleh duduk dalam pemerintahan.
·         Bidang social : pelayanan terhadap masyarakat dan tentara tidak sama dengan pelayanan terhadap bangsa spanyol.
·         Bidang ekonomi : terjadi pemerasan terhadap suasana para petani yang dilakukan oleh pemerintah Spanyoldan keum gereja.
c.       Rakyat Filipina pernah merasakam suasana Liberal pada masa Gubernur Torre tahun 1869-1871. Maka rakyat lebih cenderung untuk bersifat liberal karena sudah terasa enaknya masa itu.

ü  Faktor Ekstern:
a.       Pembukaan Terusan Suez 1869 sehingga memperluas arus informasi dan pengaruh barat masuk ke timut 9Filipina) terutama faham-faham Perancis yang modern seperti faham nasionalisme.
b.      Revolusi Industri II, dengan ditemukannya kapal transportasi dan telepon, kapal api, kereta api memperluas daya hubungan dan komunikasi saaat itu, termasuk Filipina.
b.      Pengaru Jepang
c.       Pengaruh revolusi Cina, turki muda.
Gerakan nasionalis Filipina dibagi dalam tiga tahap ialah:
1.      Gerakan yang berlangsung sampai tahun 1872
2.      Gerakan-gerakan yang berlangsung antara tahun 1872-1896
3.      Gerakan-gerakan yang berlangsung antara tahun 1896-1901

GERAKAN –GERAKAN YANG BERLANGSUNG SAMPAI TAHUN 1872

Pada masa ini gerakannya berupa perlawanan-perlawanan secara lokal ditempat-tempat tertentu timbulnya perlawanan ini disebabkan karena adanya perlakuan yang tidak adil yang dialami oleh berbagai lapisan masyarakat seperti kaum petani yang dikuasai tanahnya, kaum gereja dan pegawai yang gajinya kecil. Tokoh agama pun merasa tidak diperlakukan adil karena penguasaan oleh golongan pendeta-pendeta Dominician, sehingga orang-orang Filipina seperti tidak punya hak. Terbukti saat pendeta Apolinario mengusulkan masalah Wali Josep l di Toyabas malah ditolak golongan Dominican dan bahkan ia ditembak.
Pada tahun 1821 terjadi pemberontakan di Novales dari tahun 1842 terjadi di tayabas sebagai cetusan ketidakadilan. Klimaks sikap penjajahan pada tahap awal itu terjadi tahun 1872 ketika pecah pemberontakan di cavite yang dilancarkan oleh kurang lebih 200 orang tentara Filipina yang mendapat dukungan rakyat. Menghadapi kekacauan itu pendeta-pendeta dari Dominican menggunakan kesempatan untuk penumpasan saingannya. Ada tiga pendeta yang tidak disukai oleh Dominican, yaitu Jacinto Zamora, Jose Burgos dan Mariano Comes, yang semuanya dijatuhi hukuman mati.

GERAKAN YANG BERLANGSUNG ANTAR TAHUN 1872-1896

Terbunuhnya tiga pendeta di atas meluasnya rasa kebencian rakyat Filipina. Semangat anti Spanyol dan dan cita-cita menbebaskan diri dari penjajahan semakin kuat. Pada masa ini muncullah seorang pemimpin muda Jose Rizal. Ia terkenal seorang tokoh nasional yang muda. Disamping itu terkenal juga sebagai seorang dokter lulusan St. Thomes, filsuf, sastrawan pujangga, ahli hukum dan seniman. Upaya yang dilakukannya antara lain mendirikan gerakan propaganda untuk menanamkan persamaan hak di kalangan bangsa Filipina dengan Spanyol serta menuntut kebebasan berbicara, rapat dan berkumpul untuk mengeluarkan pendapat baik secara lisan maupun tulisan. Cara perjuangan yang ditempuhnya adalah menolak cara-cara radikal, mengutamakan cara persuasif untuk membina dan menyadarkan bangsa Filipina yang dilakukan melalui tulisan dalam majalahnya “La Solidarided” pimpinan Lopez Jaena. Melalui tulisan-tulisannya ia meminta agar bangsanya meningkatkan taraf pendidikannya.
Selain majalah juga dua buah novel yang isinya mengecam pemerintahan spanyol dan tindakan kaum Gereja. Novel pertamanya ialah “noli Me Tangere” tahun 1887 dan novel keduanya ialah “El Filibusterism” yang terbit tahun 1891. Kedua novel tersebut dilarang beredar. Tahun 1982 ia mendirikan gerakan Liga Filipina, sebuah organisasi untuk memajukan bangsa Filipina, tapi kemudian gerakan ini dilarang sehingga iapun ditangkap dan dibuang ke Mindanau. Pengikut-pengikutnya yang sifatnya lebih radikal meminta kepada ia agar mau memberontak, di antaranya Andres Bonifaciio.
Gerakan ini lebih radikal dan bermaksud mengajak Jose Rizal agar mau memberontak. Tahun 1896 di luar pengetahuan Jose Rizal gerakan yang bertujuan untuk mencapai kemerdekaan Filipina ini melakukan pemberontakan. Dengan gerakan itu Spanyol menuduh dan menagkap Jose Rizal melakukan pemberontakan.  Dalam pertemuan dengan Spanyol, Rizal menyatakan bahwa ia tidak setuju dengan pemberontakan itu. Tapi tetap Spanyol tetap menyangkal bahwa Rizal tidak setuju dengan gerakan itu dan Spanyol mengatakan bahwa Rizal menyatakan itu karena gerakannya tidak berhasil. Akhirnya Rizal dihukum mati. Oleh pemerintahan Spanyol pada bulan Desember 1896. Sedangkan Bonifacio dapat melarikan diri. Gerakan yang berlangsung antara tahun 1896-1901.
Periode ini diisi dengan pemberontakan-pemberontakan melawan Spanyol yang dimulai dengan pecahnya pemberontakan Katipun, yang perjuangannmya menggunakan senjata. Pemberontakan Katipunan gagal yang kemudian munculah seorang tokoh pergerakan baru yaitu Emilio Aguinaldo. Ia lahir 1869 di Kalfit.  Karena antara dua tokoh ini terjadi persaingan maka terjadilah pembunuhan terhadap Andres Bonaficio. Gerakan Katipunan yang dipimpin oleh Emilio ini tidak dapat dihancurkan oleh Spanyol, sehingga gubernur Jendral Primo de Rivera mengajukan perdamaian kepada Emilio Aguinaldo, maka ditanda tanganilah perjanjian Biac-na-bato Desember 1897.


Isi perjanjian tersebut adalah:
1.      Angunaldo meletakkan jabatan sebagai ketua dan menghentikan perlawanan.
2.      ia mengasingkan diri ke Hongkong seumur hidup dan akan diberikan uang 800 ribu peso oleh pemerintahan Spanyol.
3.      pemerintahan Spanyol akan memberikan ganti rugikepada Petani 900.000 peso.

Namun kedua belah pehak tidak mentaati perjanjian itu terutama Spanyol yang tidak membayar seluruh ganti rugi kepada Filipina, Angunaldo sendiri hanya diberi setengahnya, dan uang yang diberikan Spanyol oleh Angunaldo dibelikan persenjataan untuk dipakai memberontak Spanyol.
Sementara itu, tahun 1898 timbul suasana tegang dan permusuhan antara AS dengan Spanyol yang bermula terjadi di Cuba. Permusuhan ini meluas ke Filipina dan Amerika bermaksud mengusir Spanyol dari Filipina. Pimpinan Armada Dewey sampai diteluk Filipina bulan Mei armada tersebut, dengan harapan setelah Spanyol kalah Filipina dimerdekakan Aguinaldo akan dijadikan Presiden. Pada bulan Agustus 1898 Spanyol menyerah. Setelah spanyol kalah AS tidak memberikan kemerdekaan kepada Filipina, akibatnya Agunaldo memproklamirkan republic Filipina tahun 1899 di Malolos. Dengan dibentuknya republic Filipina terebut Amerika bertindak tugas terhadap Agunaldo dan akhirnya Agunaldo ditangkap dan iapun menyerah. Pada bulan Maret 1901 pemberontakan Agunaldo berakhir pada 19 April 1901 dia meletakan senjata.

ü  Filipina Pada Masa Amerika
Filipina jatuh ke tangan AS tanggal 10 desember 1898 setelah perjanjian Paris. Amerika tidak bermaksudkan untuk kemerdekaan Filipina, ini terbukti saat Emiliano Agunaldo menuntut tidak dihiraukan dan tidak dikabulkan. Pemberontakan Emilio sampai tahun 1901 untuk merebut kemerdekaan. Pemberontakan Emilio gagal dan Amerika menyatakan bahwa menguasai Filipina bukan untuk kesenangan Amerika tapi untuk kepentingan Filipina.
Setelah tahun 1898 politik isolasi Amerika berakhir dan lahirlah Dokrin Monroe. Sejak tahun 1901 pemerintahan USA mengadakan politik pembaharuan dalam system pemerintahan di Filipina. Tahun itu pula dibentuk Filipina Comision yang dikepalai oleh Gubernur Sipil. Yang menjalankan pemerintahan sipil di Filipina Assembly pada tahun 1907 kebijaksanaan ini didasari oleh janji Presiden Amerika Mc. Kinley antara lain:
a.       bahwa pemerintah di Filipina terbentuk dengan maksud untuk kebahagiaan, kesejahtaraan, kedamaian, bangsa Filipina sendiri. Jadi di sini pemerintah Amerika tidak melakukan kesewenang-wenangannya.
b.      Pemerintahan Filipina berdasarkan pada peraturan dan undang-undang yang berlaku, serta adat istiadat yang ada yang akan dipatuhi dan didasarkan oleh Amerika dalam menjalankan pemerintahannya.
b.      Pemerintahan akan menjunjung tinggi hak dan asasi manusia
c.       Pemerintah akan memperhatikan sungguh-sungguh masalah kepamilikan tanah
d.      Pemerintah menghormati kebebasan beragama
e.       Peningkatan dan pemerataan pendidikan dan penggunaan bahasa Inggris di masyarakat akan diperhatikan pemerintah.

Tahun 1919 Filipina menuntut kemerdekaan penuh, tuntutan ini dijawab Amerika dengan didirikannya Word Forbes Comission, pada tahun 1922 misi ini menyatakan laporannya bahwa Filipina belum saatnya merdeka maka hal ini harus ditangguhkan, namun Amerika membimbing Filipina untuk menuju kea rah kemerdekaan.
Tahun 1934 Amerika mengeluarkan undang-undang yang dikenal dengan The Tyaings Mc Duffie Act. Yang isisnya bahwa America akan memnerikan status Commonwealth kepala bangsa Filipina. Dan ini baru diwujudkan 4 Juli tahun 1936 dengan penegasan bahwa Commonwealth ini merupakan bentuk masa peralian dari situasi penjajahan kesituasi kemerdekaan penuh.
Sepuluh tahun kemudian tanggal 4 Juli 1946 Filipina diberi kemerdekaan oleh Amerika yang mana hari itu sama dengan kemerdekaan Amerika. Presiden Filipina I pada masa Commonwealth adalah Manuel Quezon.
ü  Filipina Pada Masa Perang Dunia II (Perang Pasifik)
Filipina (Manila) jatuh ketangan Jepang tanggal 2 Januari 1942 dan seluruh Filipina dikuasai pada tanggal 6 Mei 1942. Jepang menjajah Filipina sampai tanggal 22 Oktober 1944. Dan saat Jepang disana sempat membentuk Negara boneka dengan presidennya Lauren.
Pada tanggal 4 Juli 1946 Filipina diberi kemerdekaan oleh Amerika dengan presidennya Manuel Roxas.
b.      Nasionalisme di Vietnam
Pada akhir abad XIX seluruh Indo Cina (Laos, Vietnamdan Kmboja) jatuh ketangan Perancis. Pada setiap bagian Indo Cina, Prancis menjalankan pemerintahnnya sendiri-sendiri, sejak Vietnam dikuasai perancis gerakan nasionalisme Vietnam mulai bangkit.
Gerakan nasionalisme Vietnam terdiri atas 3 periode:
a)      periode 1913-1917
b)      periode 1917-1930
c)      periode 1930
d)     Periode tahun 1913-1917

a)      periode 1913-1917
Gerakan nasionaisme Vietnam adalah kuang Phuc Hoi/ partai Restorasi Vietnam/partai pemulihan Vietnam didirikan padA tahun 1913. tokohnya antara lain : Phan Poi Cau, dan Phan Trinh. Tujuannya :
·         Menciptakan Vietnam yangmodern
·         Meniru kemajuan yang telah di capai Jepang

Dalam mencapai tujuannya mereka ingin membebaskn diri dengan jalan kekerasan dan untuk itu minta bantuan Jepang. Sedangkan dalam menciptakan Vietnam yang modern mereka dipengaruhi faham modern dari Revolusi Prancis. Mereka mengerti betul slogan Liberte, Egalite dan Fraternite. Disamping itu banyak membaca tuisan-tulisan Rousseau, Mostesqieau, dan Voltaire. Kaum nasionalis Vietnam sadar bahwa kondisi Vietnam sangat jauh dari ide-ide/faham modern. Gerakan ini gagal karena sangat radikal. Pemimpinnya ditangkap.
b)     Periode tahun 1917-1930
Pergerakan pad periode kedua ini segera tak langsung dipengaruhi oleh Perang Dunia I di Eropa. Ketika perang mulai pecah pemerintah Prancis merekrut 100.000 orang Vietnam yang dijadikan prajurit di Eropa. Para prajurit yang selamat, ketika kembali ke Vietnam menjadi pengembang faham modern yang mereka saksikan dan terima dari Barat, sehingga mereka banyak menganjurkan pendirian partai politik di Vietnam.
a.    The Constitutionalist Party (Partai Konstitusi). Partai ini berdiri tahun 1923 dengan anggotanya terdiri atas : Pegawai Negeri, cerdik pandai dan pemilik tanah pemimpinya adlah : Bui quang Chien dan Nguyen Phan long. Beberpa tuntutan terhadap pemerintah Prancis antar lain:
·      Menuntut konstitusi bagi Vietnam
·      Menurut peluang untuk ikut dalam pemerintahan, bagi bangasa Vietnam
·      Menuntut hak untuk mendirikan perkumpulan dan rapat bagi orang Vietnam
·      Meminta kebebasan Pres.
Akan tetapi pemerintahan perancis menolak mentah-mentah tuntutan diatas.
b.   The Vietnam People Progresive party (Partai progresif rakyat Vietnam). Partai ini berdiri pada tahun 1926 dangan dipimpin oleh Pham Quynh. Partai iani bersikap moderat perjuangannya menuntut terjalinnya kerja sama dengan pemerintah Perancis, mengadakan pembaharuan. Akan tetapi pemerintah Perancis menolakmentah-menta, sehingga partai ini menjadi gerakan di bawah tanah.
c.    Gerakan Cao Dai, didirikan tahun 1926. gerakan ini bercorak agama Budha. Tokohnya adalah Coung De, di samping itu beberapa orang dari partai Konstitusi masuk dalam organisasi ini. Perjuangannya sangat keras menentang Perancis dengan menuntut agar Coung De kembali moderat banyak yang memberontak karena sikap pemerintah Perancis yang reaksioner.
d.   Partai kebanggsaan Vietnam (Vietnam Quoc Dan Dang). Pada tahun 1927 Nguyen Thai Hoc membentuk Vietnam Quoc dan Dang (Partai Kebangsaan Vietnam). Tujuannya adalah menggulingkan pemerintahan Kolonial Prancis dan kemudian mendirikan sebuah republic ala Cina. Partai ini mendapat dukungan dari Koemintang (partai kebangsan Cina). Meskipun didirikan oleh sekumpuna penerbit, anmggota ini meliputi guru, pelajar dan tentara.
Pada tahun 1930 pasukan tentara di Teluk Yen memberontak dan membunuh semua pegawai Prancis. Kekacauan yang terjadi dapt segera dipadamkan Prancis pada bula Juni 1930. Nguyen Thai Hoc dan 12 orang tokoh lainnya ditangkap dan dibunuh dengan dipenggal kepalanya. Disamping kekejaman terhadap pemimpinnya, ternyata rakyat Vietnam banyak yang menjadi korban pembunuhan besar-besaran oleh Frenc Foreign legion (Pasukan Luar Prancis).
e.    Partai komunis Vietnam. Dengan hancurnya partai nasionalis, mak timbulah kekosongan gerakan perlawanan. Partai komunis berusaha untuk mengisinya yang dipimpin oleh Ho Chi Minh. Ho Chi Minh yang nama aslinya Ngu Yen Ai Quoc adalah anak seorang petani yang lahir 1890. ia pernah tinggal lama di Prancis dan Inggris dan menjadi juru masak selama 4 tahun. Ia banyak berkenalan dengan tokoh-tokoh nasionalist Vietnam seperti Phan Chou Trinh dan banyak bergaul dengan tokoh komunis tahun 1920 ia jadi anggota partai sosialis Prancis kemudian aktif menjadi anggota partai komunis Prancis. Ia lama juga bermukim di Rusia dengan memperdalam prinsif-prinsif komunis dan revolusi. Kemudian bekerja sama dengan golongan Kuo Min Tang di Cina, oleh karena itu dalam dirinya terdapat dua pengaruh, yaitu nasionalisme dan komunis. Ketika ia tinggal di Kanton ia pernah mendirikan persatuan pemuda revolusi Vietnam , para pemuda digembleng dan disebarkan ke seluruh Vietnam untuk melaksanakan kaderisasi. Kesatuan ini berubah menjadi Partai Komunis. Partai ini dikendailkkan di Kanton (Cina) kemudian di Hong Kong laudipindahkan ke Vietnam (Hai Phong). Gerakan Ho Chi Minh adalah merebut kemerdekan Vietnam dan kemudian melaksanakan dua hal pembaguna bangsa untuk mencapai komunisme, yaitu :
a)      Ia membolehkan terbentuknya Negara demokrasi mdan bejuang (Negara demokrasi tetapi didalamnya terdapat orang-arang kaya yang bersifat borjuis).
b)      Ia akan melaksanakan revolusi Proletar artinya Negara itu dikuasai oleh kaum buruh.
Program partai komunis ini banyak menari perharian rakyat terutama bagi golongan :
a.       golongan nasionalis yang dulu mengikitim partai Viet Nam Quoc Dan Dang, karena partai komunis lebih kompak terpadu dan kuat
b.      kaum petani pun tertarik karena partai komunis menjanjikan akan membagikan tanah bagi para petani tersebut.

Ho Chi Minh bergerak secara lihai dalam memberikan pengaruh dan menarik peminat untuk masuk partai komunis. Ternyata partaii ini dalam geraknnya bersifat radikal sama dengan gerakan nasionalis. Mereka menuntut diadakan perubahan system pemilikan tanah. Pemogokan pun terjadi di perusahaan dan kilang pertambangan dan mereka mendirikan Soviet-soviet kecil di Annam Ha Tinh dan Nghe Anh. Prancis langsung menindak dengan membunuh pasukan gerakan ini. Ho Chi Minh sempat melarikan diri dari Hai Phong ke Hong Kong, tapi disana ia pun ditangkap oleh Inggris tahun 1931. Disana pun ia dapatmeloloskan di ke Rusia pada tahun 1937 dan kembali ke Cina, pada tahun 1942, kembali lagi ke Vietnam ketika perang dunia II saat Jepang menggempur Vietnam.
Dari tahun 1932-1940 gerakan nasionalis mengadakan perlawanan terhadap penjajah walaupun gerakan nasionalis telah hampir tiada. Kaum nasionalis, komunis, agama merasa kecewa dengan perlawanan ini. Sementara itu tahun 1935 kaum komunis diseluruh dunia mengikuti strategi yang digariskan oleh Komintern (Internasional) dalam perkumpulan di Macao (Cina) tahun 1935. perkumpulan di Macao tersebut menyatakan : kaum komunis menghentikan permusuahna terhadap kaum kolonialis, malah akan membentuk kerjasama. Pernyatan tersebut karena mereka menghadapi musuh besar yaitu kaum Fasis. Kaum ataugolongan Fasis adalah Nazisme, Fasisme, Militerisme Jepang.

Menurut kaum komunis tidak lagi kaum penjajah sebagai lawan. Pada tahun 1936 di Vietnam terbentuk barisan rakyat yang terdiri dari rakyat atau kaum sosialis, liberal dan komunis. Di Vietnam pertentangan dengan Prancis tidak reja mereka menuntut pembagian tanah. Tahun 1940 kaum komunis sekali lagi melancarkan pemberontakan dibawah pimpinan Tran Phan Giau karena gagal lalu mereka meubah takti perjuangannya dengan bergerak dibawah dibawah tanah (ilegal). Mereka menunggu saat timbulnya perubahanpolitik Vietnam pada masa perang dunia II (masuknya tentara Jepang ke Vietnam).
ü  Vietnam Saat dan Setelah Perang Dunia II
Pada masa perang dunia II, Vietnam menghadapi ancaman dari Jepanng yang man Jepang akan mengadakan imperialisme /rencana Tanaka Plan kenegara Korea, Cina, Asia Tenggara dan Manchuria.tahun 1937 sedang hangat-hangatnya Jepang berperang atau meluaskan ekspansi melawan Cina mendapat bantuan dari Inggris dai Myanmar, melalui Birma Road (jalan Birma) Inggris membantu melalui udara yaitu melalui jalur Haiphong ke Kunming. Karena itu Jepang merencanakan untk menduduki kedua Negara itu terutama Kunming (Vietnam). Pertimbangan lain Jepang ingin menguasai Vietnam karena:
1.      Negara itu kaya beras.
2.      Vietnam kaya akan logam terutama timah dan besi, yang digunakn untuk membuat senjata.
3.      Vietnam mempunyai pelabuhan penting untuk dijadikan pengkalan militer sehingga dapat menguasai Pantai Cina Selatan

Pada tahun 1939 pecah PD II, ternyata Jerman menang dan dapat mengalahkan Negara-negara Belanda, Prancis dan Belgia. Prancis jatuh tahun 1941 dan prancis membentuk Negara boneka yang disebut Vichy (pemerintahan yang tidak mempunyai kedaulatan) di Vietnam. Vietnam secara strategi berada dibawah pemerintahan Vichy, maka dengan demikian Vietnam secara tidak langsung berada di bawah kekuasaan Jerman yang memenangkan perang karena Prancis berada dibawah kekuasaaanya. Sehingga dengan meilhat demikian Jepang mempertimbangkan untuk menguasai Vietnam lebih lanjut jepang memberikan ultimatum kepada penguasa Prancis di Vietnam (Decoux)yang isinya: supaya Prancis memberikan keleluasaan untuk menggunakan Tongking sebagai pangkalannya. Bahkan Jepang menuntut supaya lapangan-lapangan terbang di Tonkin dipergunakan Jepang. Karena Decoux mengulur-ulur permintaan jepang maka Jepang marah dan pelabuhan Haiping di bom. Perancis sadar bahwa Jepang tidak mudah untuk dilawan maka Tonkin diserahkan perancis, bahkan tentar Jepang Sekitar 6.000 berkeliaran, sebagaimana imbalannya jepang mengakui kedaulatan Indo Cina bagi Prancis yang sementara Indo Cina lepas dari penjajahan Jepang. Hal ini terjadi terjadi tanggal 22 September 1940, Perancis tidak melakukan perlawana terhadap Jepang Karena:
Ø  Tidak mempunyai kekuatan
Ø  Tidak mendapat bantuan dari Amerika
Ø  Kalaupun terjadi perang yang akan rusak adalah Prancis.

Keuntungan bagi prancis ialah diakui kedaulatan dari Jepang datas Indo Cina.Rakyatnya dapat diselamatkan.

Pada tanggal 7 desember 1941 terjadi perang pasifik yang ditandai adanya pemboman Pearl Harbour di Hawaii. Pada saaat itu Jepang telah mempersiapkan pasukannya berhasil mengepung Hanoi di Vietnam dan siap menggempur kota tersebut. Jepang memberi ultimatum kepada Decoux agar Prancis mau bekerja sama, Perancispun mau bekerja sama asal kedaulatan jangan di rampas. 7 desember 1941 sampai 9 maret 1945 secara yuridis indocina berada di bawah perancis tetapi secara politis (militer) berada di bawah Jepang.
Gerakan nasional yang ad di Vietnam banyak dikendalikan dari luar negeri di bawah partai komunis Ho Chi Minh dari Cina. Untuk lebih menegaskan tujuannya yaitu kmerdekaan Vietnam, Ho Chi Minh menyatakan bahwa tujuan partai komunis adalah lebih mengutamakan kemerdekaan bangsa dibandingkan oerjuangan ideology komunis. Dengan kata lain perjuangan kelas ditunda dulu diganti dengan tjuan kemerdekaan. Semboyan : My Party is My country, my program independence. Hal ini ditegaskan agar mendapat dukungan dari masyarakat yang beraneka ragam tersebut . untuk mencapai tujuan atau strategi perjuangannya dibentuk oerganisasi Vietnam Doc Lap Dong Minh Hoi yang artinya liga kemerdekaan Vietnam. Organisasi ini kemudian dikenal orang dengan sebutan Viet Minh. Sebutan Viet Minh ini kemudian digunakan untuk menyebut Vietnam Utara. Sejak itu untuk Vietnam Utara disebut Viet Minh, untuk Vietnam Selatan disebut Vietnam.
Ho Chi Minh mendapat kepercayaan darei partai Kuo Min Tang di Cina untuk melaksanakan perlawanan/gerakan terhadapa Jepang di Vietnam. Tahun 1943 Ho Ci Minh memulai perencana pemasukannya ke Vietnam dan tahun 1944 mengadakan perlawanan terhadap Jepang dengan cara sabotase( terror dan pemboman). Ho Chi Minh dalam perlawanan ini melakukan satu cara yang sasaran utamanya merebut simpati rakyat Vietnam untuk mendapat dukungan yang luas yaitu dengan mengadakan pembagian tanah. Setelah perang pasifik berakhir, Jepang menyerah dan sekutu belum masuk maka Ho Chi MInh akan memproklamasikan kemerdekaan saat tejadi kekosongan pemerintahan( Vacum Of Power). Sehingga tanggal 2 September 1945 Ho Chi Minh memproklamasikan kemerdekaan Vietnam. 9 Maret 1945 Jepang merampas kekuasaan atas Indo Cina. Hal ini dilakukan Jepang akarena pada waktu itu Vichy sudah jatuh dan Jerman sudah keluar dari Perancis. Vichy sudah diganti oleh pemerintah De Gaulle. Perancis di Vietnam sudah bersiap-siap menyerang Jepang hal ini terbukti dengan adanya tempat-tempat penyimpanan senjata.
Pemerintah Perancis berusaha membangkitkan semangat rakyat Vietnam unuk melawan Jepang. Semua itu diketahui Jepang maka tanggal 9 Maret 1945 Vietanam diserbu Jepang dan jatuh ke tangan JEpang kembali. 11 Maret Jepang menawarkan kepada Bao Dai untuk memproklamasikan berdirinya kerajaan Vietnam di bawah pengaruh Jepang. Tetapi proklamasi kerajaan itu ditentang oleh Viet Minh. Viet Minh memberontak bersama melawan rakyat Jepang.
Tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah pada sekutu, maka Bao dai diminta agar turun tahta dari kerajaan dan Bao Dai diangkat sebagai penasihat agung. Saat itulah Viet Minh melakukan sasasrannya memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 2 September 1945. 1 Juni 1949 Perancis membentuk Negara boneka di Vietnam dengan maksud untuk mempertahankan kolonialismenya, dan mengadu domba rakyat Vietnam dengan Ho Chi Minh (Vietanam Utara.).

Perang antara Ho Chi mInh dengan Vietnam Selatan yang dibantu Perancis dimenangkan oleh Ho Chi Minh ( Vietanam Utara). Pada bulan April 1954, antara Vietnam Utara (RDV, Republik Demokrasi Vietnam), Perancis, dan Vietnam Selatan diadakan perundingan untuk mengakhiri permusuhan di Jenewa
Perdamaain ini ditentukan setelah Perancis menderita kekalahan besar di Vietnam, ketika benteng pertahananya yang berakhir, yaitu benteng Dien Bien Phu jatuh ke tangan Vietnam Utara.
Isi perundingan Jenewa adalah :
1. Eksistensi/keberadaan RDV diakui dengan batas garis 16 derajat LU.
2. Diadakan pengeturan-pengaturan tehnik pengehentian permusuhan yang di antaranya :
a.    diberikannya batas waktu pengunduran militer dari kedua belah pihak selama 300 hari.
b.   Tidak diijinkan pembentukan personil baru dan pangkalan baru dikedua wilayah (RDV dan Vietnam Selatan)
c.    Akan diadakan pemilu di Vietnam.
d.   Kedua belah pihak tidak boleh melibatkan diri dalam aliansi militer yang ada (gabungan).

Tahun1955 di Vietnam Selatan diadakan referandem, hasil adalah rakyat Vietnam menuntut agar Bao Dai turun tahta dan kerajaan diahapuskan digantikan dengan bentuk republic dan sebagain presiden pertama terpilih Ngo Dien Dhiem. Dengan demikian Vietnam Selatan menjadi republic.
Sejak tahun 1954 (kekalahan Perancis), Amerika khawatir bahwa daerah-daerah lainnya di Asia Tenggara akan jatuh ketangn komunis (teori domino)oleh karena itu Amerika harus campur tangan Vietnam. Akibatnya timbul reaksi dari rakyat Vietnam, maka pecahlah perang di Vietnam dengan Viet Minh. Pada perang babak I (1954-1964) dikirimlah bantuan militer penuh.
Pada saat perang Vietnam (1954-1975) didirikanlah SEATO di Asia Tenggara denagntujuan agar tidak berkembang di Asia Tenggara dan Ekspansi Amerika tidak berkembang disana. Akhirnya Vietnam dapat dipersatiukan bulan April tahun 1975.

3. Nasionalisme di Myanmar
Jatuhnya Myanmar ke tangan Inggris, Myanmar jatuh ketangan Inggris setelah mengalami perang 3 kali yang disebut the Three Burmese wars, sebagai berikut:
1.      Perang Myamnar – Inggris I (1824-1826). Perang ini diakhiri dengan perjanjian Yandabo (1826) akibatnya Myanmar menyerahkan Arakan dan pantai Tenaserim ke tangan Inggris. Inggris menempatkan “Residen”-nya di Myanmar, dengan tugaas untuk mengawasi pemrintahan Myanmar.
2. Perang Myanmar - Inggris II (1852-1853)
Dalam periode ini berlangsung sampai ke Birma hulu. Perang ini tidak diakhiri dengan perjanjian yang pasti, namun ada keuntungan bagi Inggris yaitu seluruh Birma hilir jatuh ketangan Inggris.
3. Perang Myanmar – Inggris 91885-1889)
Dalam perang ini seluruh Myanmar jatuh ke tangan inggris, dan raja terakhir (thibaw0 diturunkan tahtanya dan di buang ke India.

Factor pendorong timbulnya Nasionalisme Myanmar
1.         pada hakekatnya bangsa Myanmar (baru tahun 1886 menjadi jajahan) belum pernah hilang rasa kebangsaan. Colonial Inggris belum pernah sempat menanamkan pengaruh sedalam-dalamnya di Myanmar, karena Myanmar pada saat itu menjadi bagian dari India
2.         kemenangan Jepang dalam perang Jepang – Rusia 1905 yang memperkuat nasionalisme di India, menimbulkan juga nasionalisme di Myanmar.
3.         nasionalisme di India mempengaruhi timbunya nasionalisme di Myanmar.
4.         perundang-undangan dalam perdamaian Versailles di man Wilson memperjuangkanhak-hakmenentukan nasib sendiri bagi bangsa-bangsa yang belum merdeka
5.         Montagu – Chelmsford reform, yang oleh Inggris ditentukan untuk India dan tidak berlaku untuk Myanmar. Montagu – Chelsford Reform (goverment of Indian Act 1919) adalah suatu undang-undang yang mengatur pemerintahan India , akibat ketegangan tuntutan npartai Kongres India terhadap Inggris.

Isi dari undang-undang tersebut adalah:
a.       pemerintahan di India dititik beratkan pada pemerintahan provinsi-provinsi
b.      pemerintahan di provinsi dipegang oelh Inggris dan India . Inggris memegang urusan-urusan yang bersifat vital sedangkan India memegang urusan yang tidak penting.

Ini berarti pad hakikatnya ada dua pemrintahan yang bersama-sama menjalankan pemerintah. Yang demikian itu dinamakan DYARCHY
Pada hakikatnya nasionalisme Myanmar baru berferak sesudah Perang Dunia I (1918). Ketika Myanmar mendengar bahwa undang-undang tidak berlaku bagi Myanmar, maka timbulah kegelisahan diantara bangsa Myanmar. Terbentuklah di Myanmar gerakan nasionalisme pertama pada tahun 1919 yang dengan terang-teranganmenentang inggris. Gerakan ijni ialah “The General Council of Burmese Association” (gcba).
Pengaruh agama Budha dai Myanmar sangtmendalam . Masyarakat Myanmar tersusun atas dasar agama Budha . pusat dari tempat adalah bicara dari Pongyi (pendera-pendeta Budha). Tiap orang yang akil balig diwajibkan untuk menyerahkan tenaganya untuk bekerja di biara, untuk beberapa hari dan kejadia ini dirayakan sebagai hari besar dari kehidupan manusia. Karena itu pendeta-pendeta Budha sangat beasar pengaruhnya di dalam masyarakat Budha/Myanmar. Kesalahan colonial Inggris di Myanmar adalah bahwa inggris mengabaikan agama Budha. Karena itu pendeta-pendeta agama Budha di Myanmar sangat tidak suka pemerintahan Inggris di Birma.
GCBA terbukti merupakan suatu kesatuan daksi dari nasionalisme di Myanmar. Seperti All Andian ntion congress di India. GCBA menuntut home rule bagi myanmardan menentang pemerintahan kolonialisme Inggris dengan menjalankan poliotik non Kooperatif tahun 1921.
Pada waktu itu (1920-1921) di India Ghandi menjalankan Satyagraha (non kooperaftif) terhadap pemerintahan Inggrisgerakan Ghandi tentang satyagraah sesuai denmgan agama Budha yang mengnjurkan kehalusan dalam bertindak dan melarangpembunuhan. Karena itu satyagraha dari Ghandi sangat menarik bagi GCBA di Myanmar. Perlu pula duiingat bahwa pada saat it Myanmar masih merupakan provinsi dati India. Karena masyarakat Myanmar berdasarkan atas agama Budha, mak rakyat Myanmar mendudkung GCBA. Segera berkobarlah semangat nasionalisme yang mengganti kekerasan dan (simon Comminission) untuk menyelidiki keadan Myanmar. Commission Simon menganjurkan:
§  Myanmar dipisahkan dari India dan menjadi Negara yang berdiri semdiri
§  harus dibentuk UUd bagi Myanmar
Inggris terpaksa mengadakan pemerintahan diarki tahun 1921 sepertidi India. Karena Myanmar pun menolaknya, maka pad tahun 1929 Inggris membentuk “Panitia Simon’.
Anjuran Simon commission ini kemudian diterima dan kemudian ditetapkan dalam “round table conference on Burma” pada tahun 1931.
Pada tahun 1933 bersamaan dengan “Government Of India Act”: Inggris mengeluarkan “Government Of Burma Act” yang menetapkan ; Myanmar dipisahkan dari India dan menjadi kolioni tersendiridengan ketentuan sebagai berikut:
1.      kelapa Negara seoranng gubernur Inggris dengan kekuasaan eksekutif
2.      kekuasaan legislative dipegang oleh parlemen yang enggotanga dipilih oleh rakyat Myanmar
3.      daerah Sha, Karen, Kachin, Chin, merupakan “excliuded areas” yang diprintahkan langsung oleh Gubernur. Parlemenmyanmar tidak mempunyai hak atas daerah-daerah ini
4.      guberniur mempunyai hak vetio
5.      government Of Burma Act ini berlaku pada tahun 1937.

Meskipun government Of Burma Act ini tidak memuaskan karena gubernur masih memegang keuasaan yang terlampau besar namun ada akibatnya yang baik yakni karena parlemen berhasil :
1.mengadakan perubahan dalam agrarian, sewa tanah diturunkan, pembagian tanah yang lebih adil.
2.mengadakan pembetasan imigrasi dari India hingga mengadakan pembatasan imigrasi dari India hingga pekerja-pekerja dan kaum pertengahan Myanmar tidak merasa terdesak lagi.

Gerakan-gerakan nasionaslisme di Myanmar
a.       GCBA (General Council of Burmese Association) yang didirikan pada tahun 1919, gerakan nasionalisme yang pertama dan bneraliran Budha.
b.      Sinyetha (partai rakyat miskin)

Didirikan dan pimpinan oleh Dr. U Ba Mawpada tahun 1922 partai ini menghendaki perbaikan nasib rakyat jelata dan dalam hal nasionalisme kerjasama dengan kongres India. Dr U Ba Mawpada tahhun 1942 menggabungkan diri dengan jepang dan menjadi presiden Republik Myanmar (yang dibentuk jepang 1 Agustus 1943). Pada tahun 1946 ia kembali ke Myanmar tetapi kehilangan pengaruhnya pada rakyat Myanmar.
1.      Myochit (partai nasionalis) yang didirikan tahun 1930 dan dipimpin oleh U saw. Partai ini menghendaki status Domonion bagi Myanmar. U Saw adalah tokoh nasionalis anti Inggris dan pro jepang. Karena itu selama perang Dunia II (1942-1945) ia dipenjjrakann oleh Inggris. Usaw inilah yang apada tahun 1947 mengorganisir pembunuhan atas diri U Aung San.
2.      Do Bama Asiayone (kita bangsa Myanmar) atau laziam dikenal dengan parta Thakin didirikan tahun 1935. Thakin berarti tuan. Anggota dari partai ini saling menyebut dengan nam thakin akarena partai ini disebut Thakin.
Partai ini dibentuk oleh mahasiswa-mahasiswa yang kemudian berkembang meliputi seluruh pelajar dan pemuda-pemudi.

Tujuan partai Thakin yaitu menuntut kemerdekaan penuh bagi Myanmar. Sifat gerakannya revolusioner, patriotis dan sosialistis (lazim bagi gerakan pemuda anti imperialisme). Mereka ini sangat membenci tindakan-tindakan korup dari The old line politicians, terdorong oleh perasaan anti inggris dan terpikat dengan janji-janji Jepang, banyak pemimpin parta Thakin ini bekerajasama dengan Jepang selama penduduakan Jepang di Myanmar. Tetapi penindasan rakyat Jepang terahadap rakyat Myanmar membuka mata mereka dan akhirnya pemuda-pemudi Thakin ini dengan diam-diam membentuk “ The Anti Fascist Peoples Freedom League “, pada tahun 1944. AFPFL (organisasi pembebasan anti fasis) ini diabawah pimpinan Thakin Aung San (U Aung San) dan Thakin Than Tun (pemimpin komunis di Myanmar).
AFPFL dibawah Aung San memberontak terahadap Jepang dan menghantamnya, hingga mempermudah Inggris untuk mengalahkan Jepang. Kemudian AFPFL menuntut kemerdekaan penuh dari Inggris dengan kekuatan senjata.

1 komentar: