Minggu, 09 September 2012

mahasiswa sebagai agent of change

Semua orang berkata, Mahasiswa adalah agent of change. Dilain bahasa, mahasiswa adalah agent perubahan. Tapi sanggupkah seorang mahasiswa mengubah orang lain, merubah lingkungannya. Jika ia sendiri tidak mampu merubah dirinya sendiri.
Demikianlah sedikit cuplikan promo renungan mahasiswa radio Dakwah Buana Swara, DBS 104,3 FM. Sebuah renungan untuk mahasiswa.


Kajian tentang mahasiswa sebagai agent of change merupakan sebuah tanggung jawab dan amanat. Sebagai mahasiswa pergerakan mahasiswa dituntut untuk bisa merubah tatanan dunia birokrasi kampus yang ada di sebuah perguruan tinggi, lebih-lebih juga terhadap tatanan dalam kehidupan social sebagai momen yang paling berharga.
Sejenak berbicara soal pergerakan, tentu di benak kita tidak akan lepas dari pemuda, karena mahasiswa merupakan bagian dari pemuda yang mempunyai peran aktif dalam berbagai bentuk pergerakan. Namun sebelum kita lebih dalam membahas dan memahami pergerakan mahasiswa, terlebih dahulu kita harus memahami dan mengerti kondisi dunia birokrasi yang ada di kampus kita sendiri. Sebab tidak akan sama antara sebuah perguruan tinggi yang ada di perkotaan dengan kampus yang ada di pedesaan yang nota benenya jauh dari keramaian atau pusat sejuta informasi. Begitu pula dengan mahasiswanya yang ada di perguruan tinggi tersebut, tentu akan berbeda pola piker kritisnya walaupun nalarnya tidak jauh-juah amat berbeda. Ini bisa saja terjadi atau bisa disebabkan sugesty dunia luar yang dapat di ciptakan sebuah peluang dalam mencari dan mendapatkan sejuta berita dan informasi yang ada. So… jelas berbeda antara mahasiswa yang bebas bersinggungan dengan public disbanding mahasiswa yang bisa dikatakan terisolasi oleh sebuah system birokrasi.
Sejarah mengatakan, para pemuda dengan semangat patriotismenya sanggup melahirkan dan mengikrarkan sumpah pemuda yang bertepatan pada tanggal 28 Oktober 1928 sebagai tonggak perjuangan bangsa, hingga kini hari bersejarah itu dikenal dengan hari sumpah pemuda. Tentu itu semua berangkat dari semangat juang patriotisme yang mereka miliki sebagai pemuda penerus bangsa. Peran mereka tidak hanya sampai disitu, mereka berusaha mencapai kemerdekaan, dan tepatnya pada tanggal 15 Agustus 1945 berita tentang kekalahan jepang diketahui oleh para pemuda. Mereka bertekad merebut kemerdekaan sebelum tentara sekutu datang.
Mereka mendesak golongan tua agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, hingga pada tanggal 16 Agustus 1945 setelah membicarakan serangkai siasat, akhirnya diputuskan akan segera dirumuskan teks proklamasi yang disusun oleh Bung Karno, Bung Hatta, dan Mr. Ahmad Subarjo. Dan tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945 naskah proklamasi dibacakan oleh presideb pertama Indonesia, Ir. Soekarno atas nama rakyat Indonesia di jl. Peganggsaan Timur Jakarta.
Dari deskripsi di atas, kita akan sedikit memahami pola pergerakan mahasiswa. Jadi, selain beorientasi pada pengembangn diri juga untuk mengontrol dan memperbaiki public. Selanjutnya kita juga harus memahami bahwa pergerakn mahasiswa bukan hanya demonstrai-demonstrasi yang marak belakangan ini, hal ini terbukti dari opini dan cercaan mahasiswa yang terkesan melakukan gerakan anarkis. Jadi pemahaman terhadap pergerakan mahasiswa harus lebih luas lagi, jangan sampai kita terperangkap dengan pemahaman tekstual. Sebab, kalau pergerakan mahasiswa hanya dipahami sacara tekstual, akan memunculkan variasi tentang pergerakan mahasiswa.
Seharusnya kita sebagai mahasiswa dan pemuda generasi bangsa, harus belajar dari sejarah silam. Kesatuan yang menjadi modal utama penentu keberhasilan bangsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar